Bagamana cara menghitung kebutuhan besi strauss dengan tepat?

Cara Menghitung Kebutuhan Besi Strauss Akurat

Straus pile merupakan jenis pondasi dangkal berbentuk tabung dengan alas berupa lingkaran dan punya ketinggian tertentu

Cara Menghitung Kebutuhan Besi Strauss Akuratpekerja kontruksi
via Freepik

Untuk mengetahui berapa jumlah besi yang dibutuhkan untuk membuat pondasi strauss pile, baca artikel ini sampai akhir.

Bagaimana cara menghitung kebutuhan besi strauss? Kami akan membahasnya kali ini. Straus pile merupakan jenis pondasi dangkal, kebalikan dengan bore pile yang merupakan pondasi dalam.

Biasanya, strauss pile berbentuk tabung dengan alas berupa lingkaran dan punya ketinggian tertentu. Untuk mengetahui berapa jumlah besi yang dibutuhkan untuk membuat pondasi strauss pile, simak artikel ini sampai akhir.

Apa Itu Pondasi Straus atau Strauss Pile?

Strauss pile merupakan jenis pondasi yang bisa dikerjakan secara manual dengan menggali tanah menggunakan alat bor auger sampai kedalaman tertentu. Setelahnya, tulangan besi dimasukkan untuk kemudian di cor.

Banyak orang menggunakan jenis pondasi ini karena mudah pembuatannya. Di Indonesia, khususnya kota-kota besar, pembuatan pondasi ini biasanya digunakan untuk kontruksi bangunan dua sampai tiga lantai.

Biasnya, jenis pembesian pada strauss pile khususnya pada sengkang atau begel berbentuk spiral atau melilit melingkar. 

Jenis Baja Tulangan Beton yang Ada Di Pasaran

Sebelum ke perhitungan, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai hal-hal dasar berdasarkan SNI 07-2052-2002 tentang Baja Tulangan Beton. Berdasarkan SNI, baja tulangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu Baja tulangan beton polos (BjTP) dan Baja tulangan beton sirip (BjTS). 

BjTP adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip. Sementara BjTS berpenampang bundar dengan permukaan bersirip. 

Fungsinya untuk meningkatkan daya lekat agar dapat menahan gerakan membujur. BjTS juga sering juga disebut sebagai besi ulir. 

Berdasarkan standar berat jenis besi, berat standar jenis besi adalah 7850 kg/m3. Sedangkan berdasarkan tabel SNI, berat besi per meter untuk besi polos dan ulir yakni:

 Besi Polos

Besi Ulir

Dari tabel-tabel tersebut, dapat diketahui bahwa ukuran besi yang tersedia di pabrikan untuk besi tulangan polos memiliki ukuran minimum diameter 6 mm dan maksimum diameter 50 mm. 

Sementara untuk besi tulangan sirip/ulir memiliki ukuran minimum diameter 6 mm dan maksimum diameter 57 mm. Pada tabel juga dituliskan untuk setiap masing-masing ukuran besi memiliki berat per meter yang berbeda-beda. 

Biasanya dalam pekerjaan konstruksi bangunan, tukang menghitung jumlah kebutuhan total besi dengan cara mengkalikan total panjang besi yang dibutuhkan dengan berat nominalnya. Setelah itu, didapatlah nilai total akhir dalam satuan kg atau ton. 

Mengapa perhitungannya menggunakan satuan kg atau ton? Itu karena kapasitas alat transportasi yang akan mengangkut besi. Karena dalam peraturan lalu lintas, setiap kendaraan terutama mobil angkut memiliki batas kapasitas maksimum berat barang yang diijinkan untuk dibawa. 

Cara Menghitung Kebutuhan Besi Strauss

Sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa standar berat jenis besi adalah 7850 kg/m3. Kemudian, bentuk besi adalah seperti tabung, sehingga dapat digunakan rumus matematika untuk menghitung volume tabung yaitu : 

v = 1/4 µd2 t ……….………………….……….(Persamaan 1, Rumus Volume Tabung) 

m = p v …….………………..(Persamaan 2, Rumus Berat Jenis atau Densitas) 

Keterangan : 

V = Volume (satuan m3) 

µ = 22/7 atau 3.14 (tanpa satuan) 

d = Diameter Besi (satuan m’)

t = Panjang Besi (satuan m’)

ρ = Berat jenis besi (satuan kg/m3) 

m = Berat besi (satuan kg) 

Contoh perhitungan : 

  • Diketahui = Sebuah proyek membutuhkan besi ulir dengan diameter 10 mm sebanyak 20 batang dan besi 6 mm sebanyak 10 batang (1 batang besi standar memiliki panjang 12 m) untuk memasang kolom rumah.
  • Ditanyakan = Berapa ton besi yang harus dibeli? 

Jawabannya = 

Cara perhitungan menggunakan tabel SNI: 

  • Berat besi polos diameter 6 mm = 0.222 kg/m’
  • Berat besi ulir diameter 10 mm = 0.617 kg/m’
  • Panjang kebutuhan besi polos 6 mm = 10 batang = 10 batang x 12 m’ = 120 m’
  • Panjang kebutuhan besi ulir 10 mm = 20 batang = 20 batang x 12 m’ = 240 m’

Sehingga 

  • berat besi polos 6 mm = 0.222 kg/m’ x 120 m’ = 26.64 kg
  • berat besi ulir 10 mm = 0.617 kg/m’ x 240 m’ = 148.08 kg

Nah, itulah cara menghitung besi straus dengan tepat untuk membuat pondasi rumah dua hingga tinga lantai. Semoga membantu.

Komentar Pembaca

Loading...

Berita Terkini